Oleh: Dr. Handito Joewono, Chief Strategist SkolahARRBEY
Penata rambut langganan di salon sebelah kantor kami, mas Komeng, biasanya libur di hari Senin untuk beristirahat setelah ‘kerja keras’ di Sabtu dan Minggunya.
Tetapi justru di hari Senin ketika memulai rapat awal tahun, saya sampaikan niat menggunting rambut kepada teman-teman di kantor dengan alasan bermaksud ‘menghindar’ dari mas Komeng.
Maklum tahun baru, jadi boleh dong punya gaya rambut baru. Tetapi ada alasan lain yaitu supaya tidak tergantung pada ‘sang senior’.
Dengan membiasakan ‘merotasi’ penata rambut langganan, saya tidak tergantung pada seseorang. Termasuk juga supaya tidak ‘sungkan’ pada sang senior ketika gunting rambut pada yuniornya saat sang senior lagi sibuk dengan langganan lain.
Masih juga ada tambahan alasan, kalau gunting rambut dengan si yunior tarif dan tipnya lebih murah. Saya ceritakan kisah nyata sederhana itu dengan bercandaan ke para senior dan yunior di kantor dengan pesan “Silakan mengartikan sendiri bagaimana relevansi kejadian tadi terkait dengan pengelolaan organisasi.”
Dalam pengelolaan organisasi, rotasi dan mutasi merupakan hal yang biasa terjadi sehari-hari. Stagnasi di satu tugas atau posisi bisa membuat kita terdegradasi dan bahkan tereliminasi akibat semakin berkurangnya inovasi.
Belum lagi situasi stagnasi posisi bisa juga menciptakan inefisiensi pada organisasi, khususnya bila kenaikan gaji tidak diimbangi dengan peningkatan prestasi.
Tetapi kisah penata rambut senior di atas bukan saya maksudkan ke area pengelolaan organisasi. Akan lebih mengena kalau hal itu kita maknakan pada dibutuhkannya hal-hal baru dalam pengelolaan bisnis.
Apalagi kisahnya belum tuntas, karena hari itu saya tidak jadi gunting rambut untuk memenuhi panggilan mendadak dari klien. Baru esoknya saya gunting rambut, dan kembali pada sang senior mas Komeng.
Keceriaan Organisasi
Kisah ceria di dua tulisan sebelumnya “Neo Fish Pond” dan “The Baby Pond” ternyata masih berlanjut. Tentu para pembaca akan protes kalau saya beri judul tulisan ini dengan kata-kata senada. Tetapi kenyataannya ikan-ikan kecil di kolam rumah kami memang betul-betul membawa keceriaan.
Tidak hanya buat kami yang memelihara dan ‘menikmati’ tetapi juga buat para ikan senior yang sekarang punya puluhan teman bercanda. Mereka saling berenang berkejaran, baik di antara ikan kecil, ikan kecil dengan ikan besar, dan bahkan antar ikan besar.
Tampaknya kehadiran ikan-ikan yunior memberi suasana baru. Ikan-ikan kecil yang berada di kolam yang bergabung dengan ikan besar tumbuh lebih cepat dibandingkan yang ‘terinkubasi’ di kolam khusus ikan kecil.
Mungkin para ikan yunior tadi ‘takut’ dimangsa ikan senior. Tetapi yang pasti di kolam ikan senior berukuran lebih besar dan lebih dalam dengan jumlah alokasi makanan yang lebih banyak sehingga kesempatan tumbuh lebih terbuka lebar.
Dan bagi saya sebagai pengelola dan pemilik ikan-ikan tadi, kehadiran kolam baru dan ikan-ikan kecil tadi memberi manfaat ‘kesejahteraan’ baru. Sekarang ini ikan-ikan besar pertumbuhannya terakselerasi.
Dalam waktu relatif cepat, tiga kolam baru sepertinya sudah terasa penuh dan muncul keinginan membuat ‘New Fish Pond’ berikutnya.
Pada pengelolaan organisasi bisnis, kehadiran anggota-anggota baru merupakan sebuah kebutuhan dan keharusan.
Kehadiran anggota baru tidak hanya dimaksudkan sebagai proses regenerasi tetapi juga dibutuhkan sebagai pemicu keceriaan organisasi. Dan keceriaan organisasi akan menjadi fondasi inovasi di proses bisnis dan dihasilkannya produk dan bisnis baru.
eCommerce telah terbukti menjadi platform efektif untuk menggerakkan inovasi produk dan bisnis baru
Keceriaan Bisnis
eCommerce telah terbukti menjadi platform efektif untuk menggerakkan inovasi produk dan bisnis baru. Tampilan dan cara kerja eCommerce telah berhasil menggoyang kemapanan di semua bisnis.
Tidak ada lagi jenis bisnis yang bisa ‘menghindar’ dari aplikasi eCommerce. Mulai dari bisnis sandal dan garam, sampai apartemen dan bahkan roket tempur telah efektif mengoptimalkan eCommerce.
Bahkan eCommerce tidak lagi hanya sekadar ‘enabler’ belanja online tetapi sudah menjadi bisnis itu sendiri. Pada banyak bisnis, eCommerce sudah efektif menciptakan pasar baru, trend dan produk baru.
Dan seperti kita ketahui bersama, eCommerce merupakan ‘mainan’ generasi muda masa kini. Artinya, kalau kita bukan termasuk generasi muda masa kini, kita perlu bersikap seperti generasi muda masa kini atau memberi kesempatan lebih leluasa pada generasi muda masa kini untuk semakin berperan memberi keceriaan pada bisnis.
Lively Brand
Kehadiran produk dan bisnis baru yang lebih ceria tidak bisa dihindarkan kalau kita masih ingin perusahaan kita tetap eksis dan terus tumbuh. Tentu saja tidak semua produk dan bisnis bisa dibuat baru sama sekali.
Mi instan tetap keriting. Roda mobil tetap saja bulat, dan bahkan bisa dihindari konsumen kalau kita pasarkan mobil dengan roda yang lonjong. Saya tetap saja potong rambut pada mas Komeng.
Bukan hanya karena dia mau dan mampu menggunting rambut dengan gaya yang diminta pelanggannya, tetapi saya sudah terbiasa dengan ‘merek Komeng’.
Keceriaan tidak hanya perlu kita bangun di organisasi, produk dan bisnis kita tetapi juga pada merek-merek yang kita kelola. Merek produk, merek perusahaan, dan bahkan merek personal perlu terus diceriakan. Tentu saja kesemuanya hanya berlaku bila kita ingin menjaga eksistensi dan pertumbuhan perusahaan.***
*Artikel ini telah tayang di Majalah Managers Scope
